Diberdayakan oleh Blogger.
Post Icon

Membuat Kompos Cepat


Membuat Kompos Cepat
Nyampurin EM4 tuk bikin Pupuk Bokashi

Beberapa saat lalu Kita dihebohkan ketegangan antara Pemda DKI dgn Pemda Bekasi cq DPRD Bekasi dan Masyarakat yang dilalui truk sampah DKI, karena bau yang menyengat. Permasalahan Sampah merupakan permasalahan klasik kota-kota besar. Sebenarnya ada salah satu cara untuk mengatasi sampah ini yaitu dengan Mengubah Sampah (khususnya sampah organik) menjadi Kompos. Sedangkan Manfaat Kompos sudah dibahas di Artikel sebelum ini.

Biasanya membuat Kompos secara alamiah bisa memakan waktu berbulan-bulan, namun sudah ada berbagai cara membuat kompos cepat. Berikut cara membuat Kompos Cepat.
Persiapan
1   

     Persiapkan Bahan & Alat : bahan-bahan organik (sampah makanan, daun atau ranting, pupuk kandang, sekam padi dan dedak), EM4 (Effective migroorganisme) atau Promi (Promoting Microbes), Air, Gula, Ember, Gayung dan Cangkul.
2    
     Persiapkan Tempatnya: bisa langsung ditumpuk diatas tanah dan terpal penutup agar terhindar dari hujan/panas matahari, mudah diaduk dan pengontrolan suhu serta kelembaban.

Langkah-langkah Pembuatan Kompos:

a)  Bila menggunakan PROMI

Promi (Promoting Microbes) yaitu bahan bakteri mempercepat pembuatan Kompos

  1. Potong dan cacah bahan organik (sampah makanan, daun atau ranting) agar proses pembuatan kompos bisa lebih cepat.
  2. Tumpukan cacahan bahan organik tadi di lantai tanah atau lantai semen disesuaikan dengan kondisi yang sudah ada di lokasi. Ketinggian tumpukan sekitar 20 - 50 cm
  3. Taburi PROMI diatas tumpukan bahan organik tadi, setelah itu diaduk menggunakan cangkul sampai rata dan diperciki air secukupnya.
  4. Tutup dengan terpal atau plastik untuk menghindari curah hujan atau panas matahariLakukan pemantauan suhu dan kelembaban tumpukan mulai dari hari ke 4 sd 4 minggu. Jaga suhu tumpukan sekitar 45 sd 65 © dan kelembaban sekitar 50 %. Untuk mengetes suhu dan kelembaban ini bisa secara manual dengan memasukkan tongkat kayu kedalam tumpukan kompos, lalu mengeluarkanya. Bila tongkat kering berarti kelembaban kurang, sehigga perlu dibalik dan disiram, Bila tongkat basah (lembab) berarti kelembaban telah sesuai. Tapi bila tongkat terlalu basah berarti kelembaban terlalu tinggi sehingga juga perlu dibalik. Bisa juga dengan memegang bahan tumpukan dengan tangan langsung. Kelembaba ideal ditandai dengan bahan yang basah tapi tidak ada air yang menetes, sedangkan untuk mengukur suhu, masukan tangan kedalam tumpukan bahan kompos, bila dirasakan hangat berarti suhu sudah sesuai.
  5. Pematangan: pada minggu ke 4, biasanya tumpukan kompos sudah memasuki masa pematangan yang ditandai suhu tumpukan sudah menurun drastis mendekati suhu ruang, tidak berbau busuk, bentuk fisik menyerupai tanah dan berwarna kehitam-hitamaa
  6.  Pengayakan Kompos: agar memperoleh ukuran kompos sesuai dikehendaki, memilah bahan yang belum terkomposkan secara sempurna dan mengendalikan mutu kompos
  7. Pengemasan Kompos dalam Karung Plastik atau Kantong Plastik
  8. Penyimpanan Kompos ditempat yang kering, aman dan diberi alas papan
  9. Kompos siap dimanfaatkan


b). Bila menggunakan EM4 lebih dikenal sebagai
      Pupuk Bokashi



EM4 Pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organik (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah



Dalam hal ini yang akan dijelaskan dengan bahan utama pupuk kandang, tapi kalau mau diganti dengan bahan organik lainnya juga bisa.

Membuat Kompos Cepat
Photo Bersama Petani & PPL di dpn tumpukan Bahan Kompos
Bahan- bahan :
  • Pupuk kandang : 300 kg, ukuran komposisi bahan bisa disesuiakan dengan kondisi lapangan dengan melakukan perbandingan saja.
  • Dedak  : 50 kg
  • Sekam   : 150 kg
  • Gula pasir / gula merah yang dihaluskan / molase : 200 ml/ 20 sendok makan
  • EM4   : 500 ml/50 sendok makan
  • Air secukupmya

 Cara Pembuatan :
  1. Larutkan EM4 dan gula ke dalam air.
  2. Pupuk kandang, sekam dan dedak di campur secara merata.
  3. Siramkan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar).
  4. Adonan digunakan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4 – 7 hari.
  5. Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 50’c. Bila suhunya lebih dari 50’c. turunkan sehunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.
  6. Setelah 4 – 7 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai Kompos (pupuk organic).
  7. Pengemasan Kompos dalam Karung Plastik atau Kantong Plastik,
  8. Penyimpanan Kompos ditempat yang kering, aman dan diberi alas papan.
  9. Kompos siap dimanfaatkan

Selamat Mencoba


Sumber
PT.Songgolangi - EM4 Indonesia
L.Mudiono HS, Membuat Kompos, Penebar Swadaya

8 komentar :

Dwi Sugiarto mengatakan...

Dengan mengolah sampah menjadi kompos sebenarnya masyarakat ikut berperan aktif mengatasi permasalahan sampah

Unknown mengatakan...

Sepakat dgn Mas Dwi Sugiarto.. semua bisa lakukan tinggal ada yg menggerakkannya aja..

Unknown mengatakan...

kalo saya lihat, kemungkinan masyarakat sekarang kurang peduli dengan hal2 seperti ini.

Lughatuna Al-Jamilah mengatakan...

wah belajar membuat pupuk kompos nih....izin nyimak walau nggak mudeng :D

Unknown mengatakan...

Siti Dzakirah...heee.itulah tugas pemerintah untuk mengajak masyrakat peduli lingkungan bersih dr sampah dn bisa memanfaatkan sampah jadi kompos...dibeberapa RT di Jkt ada yg berhasil program ini

Unknown mengatakan...

Hayoooo belajar bikin kompos...dan diterapkan di Pesantren sampean..heee

Safruz Zamal mengatakan...

Tak cobalah.. D rmhku banyak sampah...

Unknown mengatakan...

Hayoooo silakan Kang Safruz Zamal

Posting Komentar